ABSTRACT
JAMU KUNYIT ASAM.
Kesehatan dan pengobatan
merupakan hal yang paling utama untuk kehidupan mansuia. Beberapa faktor
menjadikan jamu sebagai alternatif kebutuhan akan kesehatan setiap orang. Namun karena keterbatasan ekonomi setiap
orang, jamu dapat dijadikan alternatif sebagai solusinya. Selain itu, jamu
tidak menimbulkan efek samping yang
besar dibandingkan obat obatan kimia. Ada dua bentuk jamu yang kita kenal saat
ini, yaitu instan dan bubuk. Dari segi ketahanan, jamu instan lebih tahan lama
dibandingkan dengan jamu dalam bentuk cair karena memiliki kadar air yang lebih
sedikit. Sehingga, dapat disimpan dalam waktu yang lama. Karenanya, dalam
praktikum pembuatan jamu kali ini dipilih produk jamu dalam bentuk serbuk
instan. Digunakan dua metode dalam praktikum kali ini, yaitu pembuatan jamu
secara tradisional dengan menggunakan pelarut air dan teknik maserasi dengan
alkohol sebagai pelarutnya. Jamu kunyit asam serbuk instan yang paling baik
adalah dengan menggunakan pelarut air dengan takaran perbandingan 100 ml
ekstrak kunyit , 60 gram gula merah, 30-50 gram asam jawa, dan 30 gram tepung
sagu. Sedangkan, alkohol ternyata tidak
baik digunakan sebagai pelarut, karena mengadung bahan pemahit . Untuk dapat digunakan,
alkohol sebaiknya didestilasi sebanyak dua kali. Desitilasi pertama untuk
menghilangkan pemahit yang ada didalamnya, dan yang kedua untuk memisahkan
alkohol dari ekstrak kunyit. Agar dapat diolah bersama dengan bahan untuk
membuat jamu kunyit asam lainnya. Jamu kunyit asam serbuk instan pada praktikum
kali ini memiliki kadar air sebesar 82 %
dan dapat bertahan selama kurang lebih sepuluh hari.
Kata kunci : Jamu Kunyit Asam, Kunyit,
Maserasi
PENDAHULUAN
Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman empiris di
masyarakat. Jamu merupakan kelompok Obat Tradisional yang merupakan bahan atau ramuan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan (galenik) atau campuran
dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk kesehatan dan pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Jamu kunyit asam berkhasiat untuk menyegarkan tubuh terutama pada masa haid, serta dapat
mengobati panas dalam dan sariawan.
Selain itu juga dipercaya mempunyai potensi lebih yaitu sebagai antioksidan.
Potensi kunyit maupun asam sebagai antioksidan berhubungan dengan kemampuan
senyawa fenolik didalamnya untuk menangkap radikal bebas. Jamu atau minuman
kunyit asam menggunakan bahan baku utama yakni rimpang kunyit dan asam.
Perkembangan obat tradisional dan himbauan kepada masyarakat untuk
kembali ke alam (back to nature), telah
meningkatkan popularitas obat tradisional tersebut, khususnya jamu. Jamu
yangterdapat di Indonesia sangat beragam, salah satunya Jamu Kunyit Asam.
Kunyit asam telah dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu jenis jamu
tradisional juga sebagai minuman kesehatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan diPusat Laboratorium
Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah : saringan teh/santan, penanggas / kompor listrik, blender/ cobek /
parutan, pisau, wadah penampung, panci,timbangan, talenan, oven, cawan porselin
dan alat destilasi.
Bahan bahan yang digunakan adalah : 250
gram kunyit, 50 gram asam jawa, garam, gula pasir, 60 gram gula merah, 750 ml
air matang, tepung singkong dan 500 mletanol.
Prosedur Kerja
A.
Pelarut Air
1. Dibersihkan kunyit yang akan digunakan dengan menggunakan air.
2. Parut / blender kunyit yang telah dibersihkan sebelumnya.
3. Sementara kunyit diparut atau diblender, potong gula jawa (gula merah)
menjadi potongan yang lebih halus.
4. Dipisahkan asam jawa dari bijinya.
5. Rebus kunyit, asam jawa, dan garam hingga mendidih dan berwarna kuning
kecoklatan.
6. Tambahkan gula pasir dan gula merah, aduk rata. Angkat lalu didinginkan.
7 Saring jamu hingga warnanya
menjadi kuning.
8. Untuk menjadikan jamu kunyit asam larutan menjadi serbuk, ditambahkan
tepung singkong kedalamnya dan diaduk hingga keduanya tercampur sempurna. (pada
praktikum pertama, pencampuran dilakukan tanpa pemanasan).
9. Setelah menjadi adonan, adonan tersebut dikeringkan didalam oven selama
±12 jam dengan suhu 40 oC.
10.
Setelah kering, adonan ditumbuk dan disaring agar mendapat serbuk jamu
kunyit asam yang halus.
B.
Pelarut Etanol
1.
Kunyit yang sudah dibersihkan, dihaluskan dengan cara dipotong
kecil-kecil dan ditumbuk sampai halus .
2.
Kunyit yang sudah halus di maserasi dengan menggunakan etanol (yang
digunakan adalah etanol 70%) selama dua hari .
3.
tempat untuk meletakkan campuran etanol dan kunyit halus ditutup rapat.
dan dimasukkan kedalam lemari es.
4.
Setelah dua hari dilakukan maserasi, larutan kunyit + etanol
didestilasi. Destilasi dilakukan selama kurang lebih 3,5 jam
5.
Setelah ekstrak kunyit didapatkan, ekstrak kunyit dipanaskan didalam
oven bersuhu 70 oC selama kurang lebih 1 jam .
6.
page1.jpgDilakukan langkah 3-10 seperti pada metode “a” untuk
mendapatkan hasil jamu kunyit asam serbuk.
*Note (jamu kunyit asam pelarut alkohol) :
setelah ekstraksi, hasil yang didapatkan akan sama dengan jamu kunyit asam
pelarut air.
*Note (jamu kunyit asam pelarut air) :
Gambar A : Jamu kunyit asam serbuk pelarut
air
Gambar B : Jamu kunyit asam serbuk pelarut
air sebelum dikeringkan
Gambar C : Jamu kunyit asam pembanding (dari pasaran)
Perhitungan Kadar Air
Terdapat tiga sampel yang digunakan dalam penetuan kadar air , sampel
pertama (Sampel 1) dan sampel kedua (Sampel
2) merupakan jamu kunyit asam serbuk instan dan sampel
ke tiga merupakan sempel jamu kunyit asam serbuk pembanding yang berasal dari
pasaran .
Jamu kunyit asam
Berat cawan porselin kosong (a)
Berat sampel (sebelum dikeringkan) (b)
Berat cawan porselin + sampel yang sudah
dikeringkan (c)
Berat sampel sesudah dikeringkan
(a+b) - c
1.
Kadar air Sampel 1 = 82,48 %
2.
Kadar air Sampel 2 = 82,58 %
3.
Kadar banding
Gambar A. |
Gambar C. |
Gambar B. |
PEMBAHASAN
A.
Pelarut air
Pada minggu pertama praktikum kali ini, kelompok kami melakukan uji
coba pembuatan jamu kunyit asam serbuk instan. Pada praktikum pertama ini kami
mengalami kegagalan. Kami menduga, kegagalan dikarenakan kami terlalu banyak
menambahkan tepung singkong kedalam jamu kunyit asam cair tersebut (komposisi
keduanya tidak seimbang) sehingga menyebabkan campuran tersebut menjadi terlalu
kental dan terlalu keras ketika dikeringkan. hal ini menyebabkan campuran
tersebut tidak bisa ditumbuk dan dihaluskan.
Namun, kami melakukan praktikum sekali lagi dengan menggunakan
takaran perbandingan jamu : tepung sagu , sebagai berikut :
· Gelas piala pertama
berisi 100 ml jamu kunyit asam cair + tepung sagu 15 gram.
· Gelas piala pertama
berisi 100 ml jamu kunyit asam cair + tepung sagu 20 gram.
· Gelas piala pertama
berisi 100 ml jamu kunyit asam cair + tepung sagu 25 gram.
· Gelas piala pertama
berisi 100 ml jamu kunyit asam cair + tepung sagu 30 gram.
Setelah adonan jamu kunyit asam dikeringkan didalam oven selama
kurang lebih 24 jam pada temperatur 55
oC, didapatkan hasil bahwa perbandingan yang paling baik dalam pembuatan jamu
kunyit asam serbuk adalah dengan menggunakan tepung sagu sebanyak 25-30 gram
didalam 100 ml larutan jamu kunyit asam. Setelah adonan jamu yang mengeras,
jamu ditumbuk, dan diayak hingga didapatkan serbuk jamu kunyit asam yang
memiliki kadar air sebesar 82,48% dan 82.58%. sedangkan kadar air jamu kunyit
asam dari pasaran yang digunakan sebagai pembanding adalah sebesar 98,82%.
B.
Pelarut Etanol
Pada praktikum kali ini kita membuat jamu serbuk dengan teknik maserasi dan menggunakan etanol sebagai bahan pelarut
untuk mendapatkan ekstrak kunyit sebelum kemudian diolah menjadi jamu kunyit
asam serbuk
Dengan takaran yang sama, pembuatan jamu kunyit asam serbuk
dilanjutkan dengan menggunakan pelarut etanol. Hal ini dilakukan, karena
didalam literatur, etanollebih sering digunakan industri dalam pembuatan jamu.
Perbandingan bahan yang digunakan pada praktikum kedua ini adalah tepung
sebanyak 30 gram dalam 100 ml larutan jamu kunyit asam. Teknik yang digunakan
adalah dengan cara maserasi. yaitu kunyit yang telah dihaluskan diekstraksi
dengan menggunakan etanol selama dua hari satu malam. Setelah ekstrak
didapatkan, untuk menghilangkan etanol yang bercampur dilakukan proses
destilasi selama kurang lebih 3,5 jam dan dilanjutkan dengan pemanasan dalam
oven untuk menyempurnakan hilangnya etanol dan menghilangkan uap air selama
kurang lebih 1 jam dalam temperatur 100 oC. Sari yang didapatkan adalah
sebanyak 100 ml.
Untuk mencampurkan antara ekstrak kunyit dengan bahan bahan lainnya
(gula merah, gula putih, garam, dan asam jawa) dilakukan cara yang sama seperti
pada praktikum dengan menggunakan pelarut air. Setelah adonan kunyit asam
dikeringkan dengan menggunakan oven selama 24 jam dalam temperatur 55 oC. Dalam
literatur, produk jamu yang dihasilkan antara jamu dengan pelarut etanol dengan
jamu yang dihasilkan dari pelarut air adalah sama. Namun, hasil yang didapatkan
dalam praktikum adalah berbeda. Jamu serbuk dengan pelarut air berhasil
dijadikan sebuk, akan tetapi jamu dengan pelarut etanol tidak berhasil. Rasa
keduanya-pun berbeda, jamu dengan pelarut air memiliki rasa seperti jamu kunyit
asam pada umumnya. Dan jamu dengan pelarut etanol memiliki rasa yang pahit.
Setelah diteliti, ternyata rasa pahit disebabkan oleh terlalu
lamanya proses destilasi, sehingga ekstrak kunyit menjadi hangus dan etanol
yang digunakan merupakan etanol yang berada dipasaran dimana dalam produksinya
sudah ditambahkan pemahit agar tidak dikonsumsi, sehingga walaupun sudah
didestilasi, rasa pahit tetap tertinggal didalam ekstrak kunyit. Sedangkan alasan
mengapa adonan kunyit tidak bisa dijadikan serbuk adalah karena takaran yang
tidak tepat antara ekstrak kunyit dengan jumlah tepung yang digunakan.
Perbandingan yang tepat antar keduanya adala 100 ml ekstrak kunyit + 30 gram
tepung sagu. Sedangkan yang kami gunakan adalah 100 ml + 35 gram tepung
sagu.Dari segi ketahanan, jamu berbentuk serbuk dapat bertahan selama lebih
dari 10 hari. Ini jauh lebih lama dibandingkan dengan jamu berbentuk cair yang
hanya bisa tahan dalam 1-2 hari.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
· Jamu kunyit asam
serbuk instan jauh lebih tahan lama daripada jamu kunyit asam cair
· Perbandingan takaran
yang paling optimal untuk membuat jamu adalah 100 ml ekstrak kunyit , 60 gram
gula merah, 30-50 gram asam jawa, dan 30 gram tepung sagu.
· Etanol yang berada
dipasaran tidak baik digunakan untuk dijadikan pelarut dalam pembuatan jamu.
· Lakukan dua kali
destilasi untuk yang pertama memisahkan
antara etanol dengan pemahit ,dan kedua etanol dengan ekstrak kunyit
· Kadar air untuk jamu
kunyit asam serbuk :
Sampel 1 = 82,24%
Sampel 2 = 82,58%
Blanko = 98,82%
DAFTAR PUSTAKA
Doddy, Muhammad AB .2013. Menguasai IPA Sistem Kebut Semalam Edisi
Dua. Depok : Pustaka Gema Media
Pudjaatmaka, A.Hadyana dan Qodratillah, Meity Taqdir. 2002. Kamus
Kimia. Jakarta : Balai Pustaka
Rahayu, R.D . 2014 . Mengintip Peluang Usaha Jamu. Tangerang :
Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta
Vogel.1990.Buku Analisis Anorganik Kuantitatif Makro Dan Semimikro
Edisi Ke Lima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
2 komentar:
mari diteliti lg soal kunyit asam
Kegunaan tepung sagu pada pembuatan kunyit asam bubuk ini apa ? Sebagai pengikat kunyit dan asam Jawa atau zat tambahan aditif ?
Posting Komentar